[Celotehan] Sebelum 9 juli nanti, sudah bisa jawab pertanyaan ini?

Pilpressssss

Hari ini tercatat 8 Juli 2014, dalam artian hari terakhir sebelum pemilihan patriot tertinggi di negeri ini. Besok? 9 Juli 2014, eksekutif demokrasi, demi mencari patriot tertinggi yang baru. Lusa? 10 Juli 2014, sudah saatnya kita mendukung pemimpin baru kita.

Bagaimana kabarnya? Apakah kalian begitu ‘menikmati’ pesta demokrasi kali ini yang di gembor-gembor sebagai pesta yang paling mereiah dari yang pernah ada? Istimewa.

Gua rasa, iya.

 

 

Kali ini, gua hanya mau mencoba berbagi pandangan aja, hal-hal yang harus kita perhatikan dalam pilpres kali ini. Cek!

 

1.) Pernahkah kita terbuai oleh isu-isu ‘sampah’ ?

Sekarang coba ambil korek api gas, terus nyalakan dan dekatkan ke telinga kalian. Panas? Sebelas dua belas dengan telinga kita selama masa kampanye tempo hari. Jelas saja, selalu ada isu-isu yang seakan hadir hanya seperti ‘Sampah’. Mengerti? Sudahlah, stop bahas tentang calon yang ini penculik lah, calon yang satu ini boneka lah. Apa yang kita dapat dari isu ‘sampah’ tersebut? Hanyalah rasa benci sesaat. Kita dipaksa untuk benci dan saling menjatuhkan kepada orang yang peluangnya 50% akan menjadi Presiden kita kelak. Nggak lebih.

Mari sama-sama kita intropeksi diri.  .

 

 

2.) Pernahkah kita ikut membantu menyebar luaskan isu-isu ‘sampah’ tersebut?

Punya facebook kan? ada Med-soc lainnya? Apapun itu yang ada di dunia maya. Mulai sekarang, hentikan menyebarluaskan isu-isu ‘sampah’ tersebut. Jangan hanya berbekal dalil ketidaktahuan, terus terpengaruhi akan isu ‘sampah’, kita malah ikut-ikutan  menyebarluaskannya. Jangan mau jadi sampah yang menyebarkan sampah. Saat ini, jadilah pemilih cerdas yang tidak hanya sibuk menyebarluaskan info yang saling menjatuhkan. Biarlah media ini bilang capres ini kudeta lah, capres yang ini pencitraan lah. Tak bisakah kita sedikit menggunakan ‘kacamata’ visioner? Lihat kedepannya, dengan segenap visi misi mereka, agenda mereka, komitmen mereka, mau kemana negara kita ini akan dibawa. Itu lebih berkelas.

Mari sama-sama kita intropeksi diri.

 

 

3.) Pernahkah kita mencemooh atau mencibir kampanye salah satu capres?

“Kami berjanji akan menjaga ketegasan dan ketahanan negeri ini … “ | “Ah! Bacot!”

“Kami berjanji akan mendengarkan suara rakyat .. “ | “Ah! Bacot!”

Pernah melakukannya? atau bahkan lebih? tidak hanya suara, segala bentuk kampanye. Dengan begitu berati kita berada di antara dua kondisi. Pertama: capres pilihan kita ‘selalu dan akan’ lebih baik dari capres yang kampanye-nya kalian cemooh. Kedua: Kalian memposisikan kalian lebih hebat dan jago dibandingkan capres yang kalian cemooh. Kalaupun dalam kondisi pertama, ingat, tujuan mereka mulia, nggak ada yang mau menjatuhkan negeri ini. Mereka akan membawa bumi pertiwi kita menuju kejayaan dengan cara yang berbeda. Hanya kita saja yang masih kurang bisa menerima perbedaan dan menghargai pendapat. Kalau kalian dalam kondisi yang kedua? Enyahlah!

Mari sama-sama intropeksi diri.

 

 

4.) Pernahkah kita berpikir untuk ‘Golput’ ?

Golput bukanlah sebuah solusi. Melainkan lari dari solusi. Nanti berjalannya 5 tahun pemerintahan kita sibuk marah-marah, mencaci maki kinerjanya. Sekarang ambil cermin, terus tanya, apa gua kemaren ikut milih?

Walaupun sekarang suara dari orang berpendidikan yang milih karena analisa dihitung sama dengan suara dari orang abal-abal yang milih karena dibayar,  tapi ini lah demokrasi. Pakailah suara kalian semestinya, jangan sampai ada oknum-oknum yang nanti mengatasnamakan nama anda dalam suaranya. Bagi yang merasa sudah telat daftar? Besok pas hari masih bisa daftar, datang aja nanti ke TPS dengan alamat RT dan RW kalian menetap dengan membawa KTP. Pasti diurus! Sekarang sudah tak punya alasan lagi buat kita yang sudah punya suara tapi malah memilih golput. 5 menit dibilik suara, untuk 5 tahun nasib kita.

Mari sama-sama intropeksi diri.

 

 

5.) Sudahkah kita siap jika capres pilihan kita nanti kalah?

Jadilah pemilih yang fair dan bermental juara. Semisalnya nanti, capres dukungan kita kalah? Apa yang mau kita lakukan? Mau bakar Istana presiden? Minta putaran kedua? Anarkis semaunya? atau ngupil pake jempol kaki? 

Dari dulu, gua pernah mempunyai mimpi, kapan negara kita ketika sudah selesai pilpres, capres yang menang mengajak capres yang kalah dalam bersatu membangun pemerintah alias koalisi. Begitu juga yang kalah, nggak gengsi untuk berbarengan gabung pemerintahan dan membangun negeri. Enak bukan? tapi apa daya, itu hanya sekadar mimpi doang.

Lanjut lagi, menang kalah itu bukan akhir. Mau nggak mau, siap nggak siap, kitalah yang akan mendukung 100% bapak negara kita nanti, siapapun itu. Demi Indonesia yang lebih baik 5 tahun ke depan. Sesungguhnya keberhasilan capres-  cawapres bukan saat menang di pilpres, tapi ketika berhasil membangun negeri setelah 5 tahun memimpin.

Mari kita sama-sama intopeksi diri.

 

 

6.) Sudahkah kita mengucapkan terima kasih ke SBY-Budiono?

Sebelum demisioner, sebagai manusia yang tahu berterima kasih, sudah sepatutnya kita mengucapkan terima kasih banyak atas kinerja Pak SBY maupun Pak Budiono. Apalagi SBY, yang sudah dua kali bersumpah atas nama garuda. Masalah kasus yang ada di belakang mereka, biarlah nanti presiden yang terpilih menyelesaikannya.  Marilah kita mengucapkan terima kasih banyak kepada mereka yang telah rela mengorbankan waktunya untuk berpikir penuh tentang kenegaraan ini. Ingat! Hal yang paling penting dan tak bisa dikembalikan lagi bagi setiap manusia adalah waktu.

Terima kasih Pak Susilo Bambang Yudhiyono dan Pak Boediono.

 

***

 

 

Nih, kebetulan disela magang. Gua menyempatkan diri merangkum sedikit hasil kelima debat capres kita. Semoga bisa menjadi pencerahan di kala menuju pilpres besok. Corect me if I’m wrong!

 

Demkorasi

Untuk debat pertama lebih lengkapnya, cek disini –> Debat pertama

Mau melewati jalur pembangunan demokrasi mana yang kita mau nanti? Tentukanlah pilihanmu!

 

 

 

 

Okonomi copy

Untuk debat kedua lebih lengkapnya, cek disini –> Debat Kedua

Mau dibawa kemana ekonomi dan kesejahteraan kita nanti? Tentukanlah pilihanmu!

 

 

 

 

Ketahanan copy

Untuk debat ketiga lebih lengkapnya, cek disini –> Debat ketiga

Bagaimana dengan ketahanan dalam negeri kita nanti? Tentukanlah pilihanmu!

 

 

 

 

Pendidikan copy

Untuk debat keempat lebih lengkapnya, cek disini –> Debat keempat

Mau seperti apa kekuatan ilmu pengetahuan kita nanti? Tentukanlah pilihanmu!

 

 

 

 

Pangan Energi

Untuk debat kelima lebih lengkapnya, cek disini –> Debat Kelima

Mau seperti nanti energi kita, apa akan terolah dengan baik? Tentukanlah pilihanmu!

 

***

 

 

 

Sebagai penutup nih. Gua ada kisah menarik. Kisah terbaik dan sajak terbaik dari seorang runner-up  Stand up Comedy season 4, yaitu Abdur Arsyad tentang Indonesia ibaratkan kisah kapal tua.

4

 

LEGENDA KAPAL TUA

 

Jaya Indonesia..

Sebagai anak Nelayan dari Lamakera, saya melihat Indonesia itu seperti Kapal Tua, yang berlayar tak tahu arah.

Arahnya ada, hanya Nahkoda kita yang tidak bisa membaca.

Mungkin dia bisa membaca tapi tertutup hasrat membabi buta, hasrat hidupi keluarga, saudara, kolega, dan mungkin istri muda.

Indonesia itu memang seperti Kapal Tua dengan penumpang berbagai rupa,

Ada dari Sumatera, Jawa, Madura, Sumbawa hingga Papua. Bersatu dalam Nusantara.

Enam kali sudah kita ganti Nahkoda tapi masih jauh dari kata “sejahtera”.

Dari dulu, dari teriakkan kata “merdeka” sampai sekarang “folbek dong kakaaaaa”

Nahkoda pertama, Sang Proklamator bersama Hatta,

Membangun dengan semangat Pancasila dan terkenal di kalangan wanita,

Ia pernah berkata mampu guncangkan dunia dengan sepuluh pemuda,

Tapi itukan kurang satu untuk tim sepak bola? Kalo begini kapan baru kita ikut Piala Dunia?

Nahkoda kedua, Sang Jenderal Cendana 32 tahun berkuasa,

Datang dengan program bernama PELITA.

Bapak Pembangunan bagi mereka, bagi saya, tidak ada bedanya. Tidak ada.

Penumpang bersuara berakhir di penjara atau hilang di lautan tanpa berita.

Beda dengan Dodit Mulyanto, hanya modal Biola saja, terkenal di Indonesia.

Nahkoda ketiga, sang wakil yang naik tahta, mewarisi pecah belahnya masa Orba.

Belum sempat menjelajah Samudera, ia terhenti di tahun pertama.

Dibanggakan di Eropa, dipermainkan di Indonesia.

Jerman dapat ilmunya. Kita dapat apa? Antrian panjang nonton filmnya.

Nahkoda selanjutnya, Sang Kyai dengan hati terbuka.

Mendapat gelar Bapak Tionghoa. Mungkin inilah bapaknya Ahok dan Ernest Prakasa.

Ia terhenti dalam sidang Istimewa ketika tokoh-tokoh reformasi berebut Istana.

“Potong Bebek saja! Gitu aja kok repot!” kata Gusdur featuring Ursula.

Nahkoda kelima, Nahkoda pertama seorang wanita.

Dari tangan ibunya, Bendera Pusaka tercipta. Bukan bendera Slank yang berkibar di tiap acara.

Kata bapaknya, “Berikan aku sepuluh pemuda” tapi apa daya,

Itu di luar kemampuan ibu beranak tiga.

Kalau mau sepuluh pemuda, ambil saja dari followers Raditya Dika.

Cemunguuudhh eaa kakaaaaa..

Nahkoda keenam bagian A. Kenapa bagian A? Sengaja, biar tetap pada rima “A”.

Dua Pemilu mengungguli perolehan suara. Dua kali disumpah atas nama Garuda.

Tapi itu hanya awal cerita. Cerita panjangnya terpampang di banyak media.

Lapindo, Munir, Century, Hambalang, kami menolak lupa!

Kini ia telah hadir di sosial media, mungkin bermaksud mengalahkan Raditya Dika.

Setelah empat album yang entah seperti apa, mungkin dia akan membuat film,

Malam Minggu Istana, atau Cinta dalam Kasus Sutan Batugana.

2014 kini telah tiba. Saatnya kita kembali memilih Nahkoda.

Pastikan dia yang mengerti Bhinneka Tunggal Ika, bukan Boneka Milik Amerika.

Dia yang mengerti suara kita, suara kalau Indonesia Bisa!

Bukan suara “aitakata”, “ea ea”, atau “folbek dong kakaaa”

Inilah cerita Kapal Tua kita. Ada yang tidak percaya?

Sudah kalian percaya saja! (alk)

 

***

 

Mohon maaf jika ada perkataan yang menyinggung.

Yuk mari dikomeng!

Previous
Next Post »
10 Komentar
avatar

ternyata masih ada artikel bagus diantara sampah-sampah yang berserakan di timeline fb gue..

Balas
avatar

salut buat jackk... keren parah artikel kau nakk

Balas
avatar

Keren mas bro (y)
Jadilah pemilih dan pendukung yang baik.
Maju terus!

Balas
avatar

Wah dibilang artikel bagus. Makasih banyak man. Jangan lupa nyoblos ya besok.

Balas
avatar

Salut juga buat putra punya cerita. Yuk mari kita nyoblos besok. Jangan Golput ya.

Balas
avatar

Okeh masbro! Siap! Mari jadi pemilih yang cerdas!

Balas
avatar

sajaknya luar biasa gan. saya takjub menantinya
nggak nyangka kalau sebagus itu sajaknya
follbacknya dinantikan selalu ya kakaaa....

hehehe....

Balas
avatar

Punya abdur gan. Tenkyu udah mampr gaan.

Balas