Nikmatnya makan

Makan-copy
Hari ini terasa seperti mimpi. Sungguh. Sejenak aku membuka mata, menghampiri meja bundar berdiameter dua meter itu, terpampang pemandangan yang begitu ku nanti. Makanan yang berlimpah dan begitu variatif. Apalagi aromanya seakan-akan memicu bulu hidungku berdansa kegirangan. Oh, nikmatnya.

Belum hitungan menit aku sudah mengambil posisi duduk di atas kursi tepat di depan meja itu. Belum hitungan detik juga, mata ini sudah berpetualang ke setiap ‘kenikmatan’ yang ada di meja itu. Mulai dari: Nasi bakar khas Bandung yang begitu menggoda, Ayam Bakar kecap pedas manis yang masih terlihat hangat, belum lagi cah kangkung saus tiramnya, di padu dengan kerang hijau yang sudah siap santap. Sebentar, masih ada lagi ternyata, beberapa gelas yang berisikan sirup berwarna hijau, mungkin itu sirup melon, dengan isi nata de coco-nya. Kelihatan begitu cantik ditambah embun dingin yang ada dipermukaan gelasnya. Sempat kepala ini bertanya “yang lain mana?” Ah sudahlah, tak ada yang aneh. Ini nyata, bukan mimpi.

Tanpa di komando lagi tangan kiri ku mulai mengambil nasi bakar itu, ku letak kan di atas piring. Piringnya penuh, antara piringnya yang kekecilan atau nasinya yang kebanyakan. Lupakan. Tangan kanan ku mulai menggenggam dan meminum segelas penuh sirup melon yang aduhai sejuk itu, begitu dingin dan manisnya ketika masuk ke dalam kerongkongan.
Belum habis minum, tangan kiri ku menyempatkan mengambil ayam kecap, Hmmm pas sekali campuran bumbu kecapnya, benak ku sembari mengunyah. Ku lihat masih ada yang menunggu, ku lanjutkan lagi tugas tangan kanan ku, ku sendok kan cah kangkung yang melambai-lambai itu, ku satukan dengan piring nasi bakar. Slup! Satu sendok masuk ke mulut ku. Selanjutnya dari tangan kiri ku, ku gigit lagi ayam kecap itu. Mulut ku penuh, ah bodoh amat.
Mata ku mencoba fokus ke kerang hijau yang siap santap, jemari ku mulai lincah mengambilnya, satu dua tiga empat, lalu ku makan. Tak lupa juga menyuap nasi bakar sebagai makanan utama. Tangan kiri, tangan kanan, mulut, semuanya multi-tasking, demi memuaskan nafsu perut. Seperti kesambet, ah bukan, saat ini aku sadar kok.

Belum sempat mengambil potongan ayam yang ke lima, ku sempatkan melirik jam dinding yang ada di atas pintu ruang makan. Masih pukul 5.30 sore ternyata.

Terdengar samar-samar suara langkah dari luar menuju ruang makan ini, siapa itu? Mungkin dia mau mengambil makanan ini juga, segenap ku percepat waktu makan ku. Begitu buas, begitu cepat. Cepat sekali.

“ Otoong, Banguuun! Ibuu udah pulaaang! Makanannya udah …. “ Suara ibu ku ternyata. Syukurlah.

PLAK!

Seketika aku kaget, kulihat ibu ku sudah berdiri di samping meja dan sepertinya tak sengaja menjatuhkan kantong belanjaannya. Kulihat wajahnya begitu serius dan memerah, dengan ekspresi super-kaget-nya ia berteriak,

“ KAAAAMUUUU NGGAK PUAAAASAAAAA, TOOOOOONGGGG !!!!!? “

Ah bego. Aku lupa lagi berpuasa.

***END***



Flashfiction ketiga. Mulai detik ini, kontrol makan kita yuk. Masih banyak temen kita yang diluar sana untuk makan sebutir nasi pun sulit. Apalagi harus makan-makanan mewah nan mahal. Ingat, makanlah secukupnya, bukan semampunya.


Yuk mari dikomeng!
Previous
Next Post »
10 Komentar
avatar

mati mantak, apa lah visi misi ki ne mpas buat cerita nak ne pas tengah puasa?

Balas
avatar

mantap mentong makanannya, jadi pengen memuaskan nafsu perut juga :3 sikaaaatt!!!

Balas
avatar

Mantep kan? Selamat berbuka puasa. HAHAHAHAHAHA

Balas
avatar

Miki miko! Sikaaaaaaaaaaaat!

Balas
avatar

Pernahkah kita kenalan sebelumnya?

Balas
avatar

jam segini, buka tulisan ini, baru sadar, nikmatnya makan ya *siapnunggubuka wkwkw

Balas
avatar

Fuuu~ untung gue lagi gak puasa -__-. *nenggaksirupmelon* ngahahaha :v

Balas
avatar

Nikmat ya makan ternyata. Mungkin karena belom makan. *brb *cariwarteg

Balas
avatar

Fuuu~ Pamer, untung gua juga lagi berpuasa. *nenggaksirupjeruk

Balas