TWIRIES: Berjelajah Dunia Si Kembar (Eva R dan Evi R)

untuk review
Masih suasana kemerdekaan ya sekarang? Jadi beberapa waktu yang lalu, gua sempet nemuin sebuah tulsan oleh seorang teman yang nggak perlu disebut namanya, kalo nggak salah tulisannya gini, “Dirgahayu Indonesia ke-69 buatlah kami bangga menjadi bangsamu”.  Rada janggal? Iya, maksudnya gini, dari sana seakan-akan dijelaskan bahwa negeri ini lah yang harus berupaya membuat kita bangga karena kita tinggal disini. Miris. Ah daripada sotoy gua bertambah luas mending gua jelasin di-next post aja kali ya.
Oh iya, berbicara tentang merdeka, selalu ada aja hal-hal yang bisa dibandingkan, mulai dari industri seni kita dengan negara luar, pariwisatanya dan banyak lagi. Ngomongin tentang perbandingan, kalian udah pernah baca buku Twiries belum? Yuk simak review-nya.
twiriesdepan
Judul buku : Twiries
Penulis : Eva Sri Rahayu & Evi Sri RejekiISBN : 978-602-255-577-3
Penerbit : de TEENS
Terbit: Mei 2014, Cetakan pertama
Harga : Rp44.000,-

“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang kesatu.
”Nah, kalau mata Evi itu belo-belo sipit.
Kalau saya sipit-sipit belo,” jawab Eva dengan semangatnya.
“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang keseratus tujuh.
”Evi belo, Eva sipit,” jawab Evi.
Dengan tangan mengetuk-ngetuk meja tak sabar.
“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang ketiga ribu tiga puluh dua.
“Belo, sipit,” Kata kami dengan muka datar dan memebri jawaban yang tidak menjelaskan sama sekali.
“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang kesatu juta delapan ratus
ribu empat puluh sembilan.
Menyipitkan mata. “….”
Hal-hal yang membuatmu penasaran sama si kembar, seperti,
“Mereka pernah bertukar sekolah?”
”Mereka pernah bertukar pacar?”
”Atau punya telepati?”
Temukan jawabannya dibuku ini — Eva Sri Rahayu & Evi Sri Rejeki

Nah, sebulan yang lalu, disela magang pemkot Bandung, gua nyempetin mampir ke sebuah toko buku yang ada di bandung dan borong beberapa buku, aji mumpung orang pemkot lagi baik-baiknya ngasih uang jajan. Ah, ketemu lah buku ini. Sebuah buku bergenre Personal Litelature, pasti bacaannya nggak berat. Maklum otak gua kadang masih belum terbiasa sama bacaan yang berat-berat, bisa bikin epilepsi mendadak.

Sebenernya sampai saat ini gua masih bertanya-tanya, ini background covernya warna hijau, terus warna baju illustrasi Eva & Evi yang dicover juga hijau. Suaraa dengarkan lah aku~ Apa kabarnya pujaan hatiku~ Ah elah jadi inget lagunya hijau daun. Balik lagi, bukannya rada rancu ya? Nggak penting sih, tapi bagi gua yang notabenenya mengganggap warna adalah sebuah jiwa, merasa masih janggal gitu, atau mungkin editornya punya esensi lain dan lebih paham dengan ini kali ya.

Lanjut, dari segi teknis dan layouting begitu segar dan fresh. Walaupun terkadang kerap sekali gonta-ganti font, mungkin dengan tujuan menghindari monotan, tapi menurut gua cukup menarik. Ditambah layout perhalaman yang begitu eye-cacthing bikin jauh dari kata bosanlah buat baca halaman perhalaman. Terus yang paling gua sorotin nih, selain dalam bentuk teks, mereka juga menceritakannya dalam bentuk komik-komik yang lucu bin jenaka. Gokil!
Penampakan:
1
2

Dari segi ide cerita terbaiklah mereka berdua, mungkin dengan buku ini wawasan terhadap kehidupan anak kembar terbuka lebar. Dulu gua pribadi sering banget ngebanding-banding anak kembar, yang satu inilah, yang satu itulah, tapi setelah baca buku ini gua sadar, terkadang perbandingan merupakan hal yang begitu menyakitkan bagi setiap anak kembar. Anak kembar itu ibarat satu jiwa yang punya dua raga, lalu raganya akan berjalan menyusuri lajur takdirnya masing-masing.

Tapi tenang, teh Eva & teh Evi menyajikan cerita mereka dengan nuansa komedi yang akan sangat mengocok perut kita. Satu hal yang bikin gua nyengar-nyengir sendiri saat baca buku ini, yaitu sering kali adanya percakapan tiba-tiba mereka, baik salah salah menyalah, berantem dan macem-macemlah pokoknya. Contoh nih, ada tulisan, kami bla bla bla bla terus ada layout sisipan item kecil, isinya dialog Eva sama Evi saling ngoceh. Kocak banget deh! Nggak kebayangan kalo didunia aslinya gimana, anggep aja ada naratornya lagi nyeritain kisah mereka ke khalayak ramai, eh ada yang nggak sepaham, malah mereka berdua yang berantem sama ngoceh-ngoceh sendiri. HAHAHA

Dari semua bab, ada satu bab yang bikin gua pengen baca berulang-ulang kali, yaitu ‘Surat Cinta untuk Eva Sri Rahayu (hal:244)’ yang ditulis oleh Evi Sri Rezeki, yang isinya curahan hati Evi sebagai kembarannya Eva, dalem banget kalimat. Pas baca bagian ini bikin hati bergetar, oh begini toh rasanya kalo punya saudara kembar. Dan juga gua baru tau ternyata mereka punya rumah yang bersebelahan, bingung deh tetangga punya muka samaan. Masih banyak sih bab menarik lainnya, pengen tahu? Beli dulu gih!

Paragraf keren nih yang ada dibab gua bilang tadi, “Aku ingin kau tahu, bersamamu semenjak dalam perut ibu, beranjak dewasa, menemukan cinta dan pasangan, tak pernah terasa berat. Karena aku tidak pernah sendirian. Kita berasal dari indung telur terbelah dan membagi ruhnya. Sampai detik ini, aku masih percaya bahwa kita satu jiwa dalam dua raga. Namun raga kita membawa takdirnya, tak dapat dilawan, tak dapat dihentikan. Cintaku tak kalah indah dengan kasih ibu. Selamanya kau adalah Giant Armor-ku. “ Sesuatu banget ya. 

Tidak lupa lagi nih, dibagian akhir buku ini, teh Eva sama teh Evi memberikan bonus lho buat pembacanya, penasaran apa bonusnya? makanya mending kalian ganti baju, terus hidupin kendaraan kalian, cus deh ke toko buku terdekat buat beli buku ini. Ajib kan?


nih quotes favorite gua yang ada di buku ini:
Hidup kita tidak pernah mudah. Mungkin Itulah sejatinya sebuah pertualangan. Penuh gelombang dan badai, memenuhi hasrat kita agar tak pernah bosan. (Hal:237)
dan
Setiap individu akan bersinar dengan caranya sendiri. (Hal:271)


Terakhir, seperti yang gua bilang diawal tentang perbandingan, dibuku ini kalian akan tahu, terkadang banding-membandingkan bukanlah sebuah solusi, tapi cukup saling melengkapi dan manjadi pribadi yang lebih baik dan terus baik, lebih dari sekadar solusi. Intinya buat kalian yang pengen tahu tentang suka duka kehidupan dunia si kembar, Beli dan milikilah buku ini. Dengan membeli buku ini anda juga cukup turut berkontribusi mengapresiasi salah satu seniman sastra lokal kita. Super Recommend!

Yuk mari dikomeng!
Previous
Next Post »
2 Komentar
avatar

Recomended banget lah buku teteh kembar ini.

Jalan-jalan ke blogku juga doong. mohon komennya yaah ^^ http://diirumahkata.blogspot.com/2014/08/boleh-lahir-dari-telur-yang-sama-tapi.html

Balas
avatar

Wah makasih banget nih udah dikunjungin. Siap atuh, udah mampir ini. :))

Balas