[Wedha Pop Art Portrait]
Dirgahayu 19 Tahun Rafida! - WPAP
[Wedha Pop Art Portrait]
Masih semangat berpuasa? Makan dulu yuk sini, biar kuat.
Nggak tahu kenapa akhir-akhir gua lagi hobi banget nonton film yang bergenre science-fiction, kayak: X-men, Transformer, The Hunger Games dan yang paling terakhir Digimon Adventure. Mungkin karena sci-fi movie begitu memanjakan imajinasi, bisa merealisasikan hal-hal fiksi juga. Luar biasa. Inget sci-fi movie, gua jadi inget adik SMA laki-laki gua, Juli. Yup… sama-sama bikin gua harus bilang, ‘Ah ini mah nggak mungkin’
Hari ini tercatat 8 Juli 2014, dalam artian hari terakhir sebelum pemilihan patriot tertinggi di negeri ini. Besok? 9 Juli 2014, eksekutif demokrasi, demi mencari patriot tertinggi yang baru. Lusa? 10 Juli 2014, sudah saatnya kita mendukung pemimpin baru kita.
Bagaimana kabarnya? Apakah kalian begitu ‘menikmati’ pesta demokrasi kali ini yang di gembor-gembor sebagai pesta yang paling mereiah dari yang pernah ada? Istimewa.
Gua rasa, iya.
Berbicara tentang puasa, berbicara juga tentang menjaga ketahanan tubuh. Berdasarkan referensi dunia maya yang gua baca, sahurlah dengan makanan serta minuman yang membuat tubuh kita fit dan bugar, contoh: Nasi secukupnya bukan semampunya, sayur-sayuran sehat, telur atau protein lainnya, buah-buahan segar atau bahkan dijadiin jus, serta jangan lupa minum air mineral minimal 8 gelas tiap malam guna menjaga ion tubuh yang hilang. Tapi ingat! Jangan lupa makan siang biar kuat sampai maghribnya. Oke, canda. Lanjut!
SCROLL KEBAWAH POST INI UNTUK LIHAT UPDATE-NYA.
2014, saat ini, berbicara masalah Piala Dunia teman-teman, jauh lebih menyenangkan ketimbang berbicara masalah calon presiden. Dari segi fokus, nggak ngebosenin dan nggak monoton. Bayangin aja, Piala dunia fokusnya tiga puluh dua sedangkan capres hanya dua. Nggak tau aja kan kita dari dua orang tersebut berapa banyak tim nya. Kalo diperhatiin sih, nggak jauh beda kayak cewek kalau nonton bola, yang mainnya portugal, yang dilihat hanya Ronaldo, yang mainnya spanyol, yang dilihat hanya Villa.
Aduh maaf, lupa gua kalo keduanya udah pulang duluan.
Berbicara masalah Handphone teman-teman, mungkin sekarang sudah bukan hal yang tabu lagi telinga kita. Setiap aktivitas, setiap orang, hampir semuanya selalu membutuhkan handphone. Mulai dari anak-anak sekolah, mamang-mamang yang kerja kantoran, bapak-bapak yang kerja didapur, ibu-ibu yang bikin bangunan, sampe anak alay mahluk Tuhan yang paling laknat juga butuh handphone. Handphone sebagai kebutuhan primer memang kejam.
Kita tahu, hal yang paling penting dan tak dapat di ulangi bagi setiap manusia adalah waktu. Terimakasih, terimakasih banyak sekali lagi buat teman-teman yang sudah menyempatkan waktunya mampir disini, baik sekedar melihat, membaca atau bahkan stalking/kepo.
Nama Jaka Eka Sembodo. Sering dipanggil bang Jeck. Masih mahasiswa kok. Ibu Sumatera, Bapak Jawa, lahir di Bangka.
Gua punya mimpi, gua mau menjadi seorang seniman besar. Terus kalau mau ngantor, nggak perlu ke kantor, kantornya bisa dimana-mana. Terus punya karya yang bisa membanggakan Indonesia. Tak lupa juga mendirikan galeri pribadi, soft-launching-nya nanti jadi tempat reunian teman SD, SMP, SMA dan kuliah. Bayar kuliah adik hingga lulus, naik haji orang tua. Kalau udah mapan, baru deh ngelamar anak orang, punya satu orang istri dan dua orang anak, pertama laki-laki dan kedua perempuan. Mungkin Ibu mau mantu Palembang, mungkin bapak mau mantu Solo, bebas deh, yang penting istri-able. Bikin perusahaan seni sendiri, bikin rumah sendiri. Terakhir hidup sakinah mawadah warohmah hingga husnul khotimah.
Terakhir, semuanya dimulai dari blog ini. Terimakasih.
Dear Jaka Eka Sembodo
di 2014
Malem. Disini, ditahun ini semua lagi mempersiapkan perayaan untuk menyosong tahunmu disana. Apa kabarmu disana? Sehat? Alhamdulillah disini saya, sebagai dirimu dimasalalu ini sedang sedikit ‘Pincang’.
Saya hanya mau melaporkan, bahwa dirimu dimasa 2013 ini berjuang dengan banyak pejuang. Mungkin jika ada yang dari 2012 juga, dia akan bilang serta bertanya, “Sudahkah target yang kau rancang dipenghujung tahunku terwujud sekarang?“
Sudah saatnya saya akui kepadamu, wahai engkau yang ditahun 2014, maap saya gagal.
Walaupun tidak semuanya gagal, saya akui, target yang sampai sekarang sudah tercapai, masih jauh dari ekspetasi yang sudah saya kerjakan pada tahun ini. Malang, dulu saya menargetkan untuk menginjakan kaki ditanah biru pada saat ditahunmu nanti. Nyatanya, saya berhasil kesana, tahun ini dua kali. Sebuah pencapaian yang maksimal. Saya rasa.